Jumat, 02 Februari 2018

Otak-atik Kenangan


 Mengotak-atik Alam Pikiran
Oleh: Mona Murnita Sari

                                      Hasil gambar untuk gambar buku

Sajakku tlah lelah.
Ia pun berdarah.
Aku takut menjadi nanah.
Sungguh parah.

Ku otak-atik lagi alam pikiranku
perihal diksi yang susah ditemukan
lalu bersembunyi seperti main petak umpet
payah. Mereka sengaja buatku susah.

Istirahat! bisik lelah
karena malam tlah kelat.
kemudian bangun sebab tersontak
mereka nakal
membuka mataku mekar, katanya "kami tak akan nakal"
di layar labtop, ku otak-atik diksi yang terlelap
menjadi puisi yang disemogakan tak pernah padam

   Hai, ini adalah puisiku. Puisi yang sedikit nakal karena susah payah jemari merayu alam pikiran. Menulis puisi itu seperti meramu jamu loh. Ketika mereka meminum jamu itu, peminum itu akan mengalami perubahan. Misalkan, ketika yang meminum jamu, tubuhnya serasa sakit, maka ia percaya bahwa dengan meminum jamu rasa sakitnya berkurang. Jika di tanya, apa iu puisi? Jawaban mereka pasti beraneka ragam. Ada yang mengatakan kalau puisi itu ungkapan hati, atau bagian sastra yang sangat indah dan mungkin cara untuk mengungkapkan perasaan ketika lisan tak berani berkata. 
   Puisi itu tidak hanya seperti yang saya buat. Ada juga puisi yang berbentuk narasi. Tapi bedanya, kan cuma diksinya. Sang penulis pandai tidak bermain diksi. Hemm... diksi itu apa? """ Diksi itu pilihan kata. Nah, kata-kata yang begitu banyak di otak kita, kita pilih yang mana yang sesuai dengan kata sebelumnya. Misalkan "Senyummu membuat bunga di taman hatiku merekah". Nah, kalau dipikir-pikir. Masa ada taman di hati. Bukankah di hati hanya ada aliran darah yang mengatur tubuh kita. Trus kenapa ada taman? Hehehe... itu adalah bagian dari permainan diks. Senyummu itu berarti seseorang yang tersenyum dan ketika kamu melihatnya pasti ada hal yang berbeda gitu. 
   Tetapi, sebagian penduduk dunia, pasti menulis puisi bertemakan cinta, galau, rindu, putus cinta, dan lain sebagainya. Dan yang lebih terkenal itu saat Dilan berkata, "Jangan rindu. Berat. Kau tak akan kuat. Biar aku saja." Aduh, romantisnya... Nah, kalau ada yang berkata rindu pada kalian. Ambil saja deh kata-kata tersebut.Tak usah bilang-bilang ke Dilan. Dilan pasti paham sendiri kok. 
    Saya ada puisi tak bermekaran sih. Mungkin sedikit pelampiasan hati karena rindu tak pernah dibalas. Hahahahaha... boro-boro rindu di balas, toh tak pernah disampaikan. 

Rindu
Oleh: Mona Murnita Sari

Apa kabar kamu?
Rinduku kini di ruang UGD
kenapa kau tak pernah melihatnya?
ataukah kau akan berkunjung
ketika rinduku tlah tiada

Coba kau menjadi aku dan aku menjadi kamu
lalu kamu merasakan apa yang kurasakan
cambuk rindu itu semakin melukai hati
hingga aku sadar bahwa rindu itu tak perlu berkadar besar
karena rindu yang wajar adalah rindu kepada-Nya
maka aku akan merayu-Nya agar kamu menjadi dia

   Ketika lelah merindukan seseorang dan seseorang itu ternyata tak mendengar rindu kita. Aduh, lepaskanlah! Kamu itu sebenarnya kuat, kamunya aja yang mengikuti kesedihanmu. Rindu itu sekadarnya aja. Jangan berlebihan. Karena jika berlebihan, kau akan obesitas. Ooopsss. Jangan marah ya. Cuma bercanda. Maksud saya, rindu itu juga ada batas waktunya. Maka jangan ulangi lagi deh rindu kadaluwarsa untuk mereka yang memilih pergi. Untuk dia yang datang membawa bahagia lalu pergi meninggalkan luka.