Jumat, 30 Juli 2021

Sebatas Pernah (Part 1)

            

              Ini kisah antara aku dan dia. Seseorang yang pernah aku kenal dan memberanikan diri untuk jatuh cinta. Tapi, semua tinggal cerita. Seperti kisah yang sudah habis waktunya. Hanya tersisa kenangan dan kebiasaan yang harus aku ubah tanpanya lagi. 

             Tuhan, aku ingin mengatakan kepada-Mu. Sungguh, aku sangat ingin memiliki makhluk-Mu itu. Aku pernah memimpikan kalau aku adalah wanita yang selalu dihatinya. Wanita yang selalu ia rindukan dan wanita yang tak pernah ia lepaskan tanpa alasan sedikitpun. Tapi, mimpiku seketika membangukanku bahwa dia merelakan untuk melepaskanku. Dia pergi meninggalkanku, katanya, dia tak sanggup melihatku banyak pikiran dan merasa kasihan kepadanya. Padahal, aku adalah wanita yang ingin selalu ada untuknya dan slalu ingin membahagiakannya. Tolong Tuhan, tegur dia kalau ada hati yang sakit karena ulahnya.

               Jika dia tak layak untuk kumiliki, tolong jangan hadirkan dia dalam lamunanku. Tolong jangan hadirkan dia dalam harapan yang tak lagi disentuh itu. Aku gak akan kuat, jika kisah ini usai begitu saja. Setelah cinta aku tancapkan sedalam-dalamnya, ia tega mencabut paksa. Sungguh, aku begitu sakit. Patah hati terhebatku yang ke dua kali setelah kehilangan ayah, kini aku harus kehilangan dia yang aku mimpikan. Tuhan, jika dia baik-baik saja tanpaku. Tolong bantu aku untuk bisa melupakannya, tolong bantu aku untuk tidak lagi berharap pada dia yang mengecawakan harapanku. Sungguh, begitu sakit hati ini, perih, dan aku sempat tak percaya kalau ini semua harus terjadi padaku.

                Kamu. Ia, kamu yang jauh di sana. Terima kasih ya, kamu pernah mencintaiku sedalam itu, pernah memperjuangkanku selama itu, pernah sabar dengan sikapku sejauh itu, pernah membicarakan masa depan kita yang tak bosan kita bicarakan. Terima kasih ya, untuk bahagia yang pernah kamu berikan kepadaku. Maaf, jika air mataku menangisi kepergianmu. Maaf, jika tangisku kehilangan kendali. Maaf ya, aku sulit untuk melepaskan kenangan tentang kita. Karena aku tak semudah kamu untuk melupakan. Kamu benar, aku adalah wanita yang bodoh, bodoh telah mencintaimu sedalam ini. Bodoh kalau kamu ternyata benar-benar pergi dan ingin melupakan semua tentang kita.

                    Aku bukan siapa-siapa lagi untukmu. Aku hanya orang asing yan kau kenal dulu. Aku tak ada hak lagi untuk rindu padamu, karena rindu yang kupunya tak pernah juga kau sapa. Kini, aku bukanlah ingin dan milikmu lagi. Kamu tega melepaskan aku yang tlah jatuh dalam cinta yang sulit aku kendalikan. Aku terlalu percaya, sampai-sampai tak pernah berpikir bahwa ternyata kita hanya sebatas pernah. Pernah bahagia dan pernah untuk saling memiliki. Terima kasih ya, untuk kisah yang akhirnya begini. Kamu yang baik di sana, ya. Jika ada yang berhasil menggantikan posisiku di hatimu, tolong, pertahankan dia. Dia tak boleh lagi kamu lepaskan. Mungkin aku adalah orang yang salah untuk kamu cintai. Sekarang, bahagialah! aku baik-baik saja tanpamu di sini. Aku janji kok, aku akan menjadi wanita yang kuat dan mandiri. Kamu tak usah cemas ya. Waktuku tak akan lagi memikirkan tentangmu. Aku akan berusaha untuk tidak mengingatmu lagi. Bukan tak lagi cinta. Tapi untuk apa, coba. Bertahan pada luka yang jelas-jelas kamu yang lakukan. Cinta yang tak ingin kamu miliki seutuhnya. Setidaknya, terima kasih ya, untuk patah hati terhebat ini. 

                         Ingat ya, setelah lepas denganku, tolong jangan lukai hatinya. Dia mungkin yang lebih baik daripada aku untuk menemani masa depanmu. Jaga dia dengan cara menghalalkannya. Karena wanita iu gak cukup untuk dimiliki saja tetapi ingin dihalakan sebagai bukti dari cinta yang benar-benar nyata. Tenang saja ya, aku baik-baik saja. Hatiku takkan memberontak, aku yang mengendalikannya. Kamu fokuslah pada dia dan masa depanmu. Aku di sini juga begitu, fokus pada mimpi yang belum selesai. Akhirnya aku selesai juga mencintaimu, selesai untuk berharap padamu. Kini, aku berikan laporannya pada Rabbku. Keputusannya, Allah lah yang memutuskan. Akankan aku bersamamu atau Allah telah mempersiapkan seseorang yang baik dan tidak akan meninggalkanku dengan air mata. 


Part 1