TERIMA KASIH SUDAH MAU BERTAHAN
Mungkin aku terlalu gak percaya
pada diri sendiri. Menganggap semua kisah yang berurai air mata adalah kebencian
Semesta terhadapku. Atau mungkin dugaan-dugaan yang hanya buatku semakin
terluka dan terpuruk. Ya, tepat sekali. Hari ini aku bergelut lagi dengan air
mata. Rasanya capek tapi masih saja air mata menyukai diri ini yang lemah.
Padahal besok harus bisa berpura-pura bahagia lagi di depan banyak orang.
Bukankah semua harus diperankan dengan baik?
Matahari
mengajarkan bahwa disetiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi sayangnya
matahari bukan kamu. Mekipun ada pertemuan tapi matahari tetap bisa menemui
pagi penuh ceria. Perpisahan hanya sementara bukan selamanya seperti yang kamu
inginkan. Ya, begitulah jikalau ada hati yang merasa ditinggali.
Memang
benar, akan banyak hati yang menawarkan diri untuk menetap pada hati yang ia
inginkan. Bahkan merayu Sang Pencipta agar kelak disatukan. Untuk hati yang
tidak ingin bertahan, terima kasih kalau ternyata adanya aku hanya sebatas
pernah dan kisah. Terima kasih pernah berharap walau akhirnya akan lenyap.
Terima kasih pernah berjanji walau untuk diingkari. Terima kasih tlah meminta
walau harus tiada. Terima kasih tlah berani menggenggam walau akhinya
tenggelam. Terima kasih tlah menawarkan harapan walau tak sampai ke masa depan.
Untuk
hati yang tidak ingin bertahan, aku ingin mengucapkan sabda selamat tinggal
untuk semuanya. Semoga hari-hari begitu akrab dengan kebahagiaan dan senyum itu
selalu mekar disetiap keadaan. Sebab belajar ikhlas bukan perkara cepat atau
lama tetapi perkara merelakan tanpa ada keinginan pulang pada bayangan.
Kamu
yang Bertahan
Bukankah setiap kisah
dilatih, ditegur dan akhirnya dipeluk? Setiap kisah memang berbeda, setiap air
mata berbeda pula penyebabnya. Semua adalah cerita yang tak patut untuk menyilakan
rasa iri bertamu. Aku yang dibanjiri air mata dan kamu yang selalu sabar dalam
pelukanku. Aku yang sering gak percaya diri dan kamu yang selalu menguatkanku.
Aku yang masih ditimang-timang rasa ragu dan kamu yang menghentikan raguku
dengan setiamu. Aku yang lemah dan kamu yang kuat. Kamu tetap bertahan walau
keadaan yang sering tak baikan. Kamu yang masih berpendirian walau jarak diuji
dengan kerinduan. Kamu yang yakin walau sebenarnya ada banyak tawaran hati yang
tak main-main.
Aku
ingin kamu seperti itu, tetap menjadi seperti lelaki yang pertama kali aku
cintai begitu juga seterusnya. Jangan ada yang berubah walau mungkin tak parah.
Jangan ada yang ragu walau ada yang sedang menjamu. Jangan ada rasa bosan meski
dihadapan sedikit menyenangkan. Jangan ada kata “Tak lagi cinta” karena ada
cinta baru yang ingin dicicipi di depan mata. Jangan ada niat untuk pergi walau
segaris 1 cm. Jangan ada pisah walau mungkin sedikit lelah. Bisa kan?
Terima
Kasih Sudah Mau Bertahan
Ucapan terima kasih mungkin
tak cukup untuk memelukmu secara utuh. Tapi ucapan terima kasih adalah bentuk
terima kasih dari hati karena kamu sudah mau bertahan. Bertahan dengan aku yang
egois, cerewet, curigaan tak jelas, dikelilingi rasa khawatir, sering
menyalahkan keadaan, gak romantis, dan mungkin kamu sudah hafal dengan sikapku
itu.
Aku
juga gak tau, sampai kapan kamu bisa bertahan. Tapi yang aku harap, kamu jangan
pergi setelah memberi rasa nyaman yang lebih di hati. Karena rasa nyaman yang
kamu berikan sudah kurawat dengan baik. Tinggal restu dari Sang Pencipta, untuk
menyatukan hati kita. Bahkan restu dari keyakinanmu, untuk merasa siap dan
yakin dalam menjadikanku sebagai kisah yang menemani masa depanmu.
Terima kasih sudah mau bertahan walau belum
sampai ke pelaminan.
Mona
Ms.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar