Rabu, 09 Maret 2022

Terima Kasih Sudah Mau Bertahan

TERIMA KASIH SUDAH MAU BERTAHAN

               Mungkin aku terlalu gak percaya pada diri sendiri. Menganggap semua kisah yang berurai air mata adalah kebencian Semesta terhadapku. Atau mungkin dugaan-dugaan yang hanya buatku semakin terluka dan terpuruk. Ya, tepat sekali. Hari ini aku bergelut lagi dengan air mata. Rasanya capek tapi masih saja air mata menyukai diri ini yang lemah. Padahal besok harus bisa berpura-pura bahagia lagi di depan banyak orang. Bukankah semua harus diperankan dengan baik?

            Matahari mengajarkan bahwa disetiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi sayangnya matahari bukan kamu. Mekipun ada pertemuan tapi matahari tetap bisa menemui pagi penuh ceria. Perpisahan hanya sementara bukan selamanya seperti yang kamu inginkan. Ya, begitulah jikalau ada hati yang merasa ditinggali.

            Memang benar, akan banyak hati yang menawarkan diri untuk menetap pada hati yang ia inginkan. Bahkan merayu Sang Pencipta agar kelak disatukan. Untuk hati yang tidak ingin bertahan, terima kasih kalau ternyata adanya aku hanya sebatas pernah dan kisah. Terima kasih pernah berharap walau akhirnya akan lenyap. Terima kasih pernah berjanji walau untuk diingkari. Terima kasih tlah meminta walau harus tiada. Terima kasih tlah berani menggenggam walau akhinya tenggelam. Terima kasih tlah menawarkan harapan walau tak sampai ke masa depan.

            Untuk hati yang tidak ingin bertahan, aku ingin mengucapkan sabda selamat tinggal untuk semuanya. Semoga hari-hari begitu akrab dengan kebahagiaan dan senyum itu selalu mekar disetiap keadaan. Sebab belajar ikhlas bukan perkara cepat atau lama tetapi perkara merelakan tanpa ada keinginan pulang pada bayangan.

 

Kamu yang Bertahan

          Bukankah setiap kisah dilatih, ditegur dan akhirnya dipeluk? Setiap kisah memang berbeda, setiap air mata berbeda pula penyebabnya. Semua adalah cerita yang tak patut untuk menyilakan rasa iri bertamu. Aku yang dibanjiri air mata dan kamu yang selalu sabar dalam pelukanku. Aku yang sering gak percaya diri dan kamu yang selalu menguatkanku. Aku yang masih ditimang-timang rasa ragu dan kamu yang menghentikan raguku dengan setiamu. Aku yang lemah dan kamu yang kuat. Kamu tetap bertahan walau keadaan yang sering tak baikan. Kamu yang masih berpendirian walau jarak diuji dengan kerinduan. Kamu yang yakin walau sebenarnya ada banyak tawaran hati yang tak main-main.

            Aku ingin kamu seperti itu, tetap menjadi seperti lelaki yang pertama kali aku cintai begitu juga seterusnya. Jangan ada yang berubah walau mungkin tak parah. Jangan ada yang ragu walau ada yang sedang menjamu. Jangan ada rasa bosan meski dihadapan sedikit menyenangkan. Jangan ada kata “Tak lagi cinta” karena ada cinta baru yang ingin dicicipi di depan mata. Jangan ada niat untuk pergi walau segaris 1 cm. Jangan ada pisah walau mungkin sedikit lelah. Bisa kan?

 

Terima Kasih Sudah Mau Bertahan

          Ucapan terima kasih mungkin tak cukup untuk memelukmu secara utuh. Tapi ucapan terima kasih adalah bentuk terima kasih dari hati karena kamu sudah mau bertahan. Bertahan dengan aku yang egois, cerewet, curigaan tak jelas, dikelilingi rasa khawatir, sering menyalahkan keadaan, gak romantis, dan mungkin kamu sudah hafal dengan sikapku itu.

            Aku juga gak tau, sampai kapan kamu bisa bertahan. Tapi yang aku harap, kamu jangan pergi setelah memberi rasa nyaman yang lebih di hati. Karena rasa nyaman yang kamu berikan sudah kurawat dengan baik. Tinggal restu dari Sang Pencipta, untuk menyatukan hati kita. Bahkan restu dari keyakinanmu, untuk merasa siap dan yakin dalam menjadikanku sebagai kisah yang menemani masa depanmu.

            Terima kasih sudah mau bertahan walau belum sampai ke pelaminan.

 

Mona Ms. 


Tidak ada komentar: