Tak dapat yang bisa kukatakan selain pada tulisan yang setia menemani. Sebab tak banyak diantara mereka yang bosan dengan cerita yang itu-itu saja. Ataupun keluh kesah yang membuatnya menjauh. Aku sendiri, gak tau kepada siapa kuingin bercerita tentang hari-hariku hari ini. Semua yang kukenal, perlahan-lahan pergi. Mungkin tak pamit ataupun sebatas menemui untuk yang terakhir kali. Semua sibuk dengan kisah-kisahnya. Termasuk KAMU. Ya, KAMU. Seseorang yang kunantikan tiap malam dipukul 21.00 WIB. Seseorang yang bertanya, " Bagaimana hari ini? Menyenangkan tidak?" atau "Ada cerita apa hari ini?" Setidaknya itu mengizinkan aku untuk bercerita apa- apa saja yang kualami hari ini. Aku ingin bercerita banyak hal, tapi kamu tidak pernah memberi izin dan waktu akan hal itu.
Ya, aku tau kalau kamu sibuk. Dan setelah bekerja terasa sangat melelahkan. Kamu memilih istirahat karena memang itu yang aku inginkan, yaitu menjaga kesehatanmu di sana. Tapi kamu gak tau, ada rindu yang berujung air mata di sini. Ada harap yang sukar dikendalikan. Tapi kamu gak pernah mengerti. Aku gak tau, kepada siapa aku bercerita, tentang air mata, kepedihan, kekesalan, dan semuanya. Kamu malah mengajarkan aku untuk terbiasa tanpamu. Sungguh, kamu tega. Setelah kamu biarkan aku merasa butuh, kini kamu ajarkan aku untuk memeluk sendiriku lagi. Mungkin aku egois, ya, aku sadar itu. Tapi aku hanya butuh waktumu untuk berbicara tentang hidupku hari ini. Bukan pertanyaan, "Udah makan?". Bukan, aku gak butuh pertanyaan itu.
Kini, semuanya sudah sangat berbeda. Kamu mengajarkan aku untuk memeluk sepiku lagi, untuk bercerita kepada diriku sendiri. Untuk menahan segala apa yang terjadi. Kamu tau kalau aku lemah dan tak kuat. Tapi kamu terlalu terobsesi dengan tujuanmu. Meskipun ada sedikit tujuan untuk memilikiku, tapi aku benar-benar gak bisa bertahan pada sendiriku.
Maaf, aku tlah mengganggu istirahatmu. Untuk kedepannya, aku akan belajar untuk tidak mengganggu istirahatmu. Aku akan terbiasa dengan hal-hal yang baru lagi. Aku juga akan mengurangi kadar berharap untuk bisa bersamamu. Mungkin akan ada air mata yang mengalir mengingat kenangan saat bersamamu. Tapi aku pastikan tak akan berujung lama. Kamu tetap fokus ya, sebab selain aku ada orang-orang yang kamu biayai dan banggakan. Maaf untuk aku yang tak pengertian akan sibukmu. Maaf untuk aku yang egois pada inginku. Dan maaf untuk aku yang sedang belajar untuk tidak mengharapkanmu lagi.
Mona Ms.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar